Motivasi Menulis

Bertani Syar'i

Dilansir dari detik.com, Senin 29/10, pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang jatuh saat terbang di wilayah Karawang, Jawa Barat. Tentu kejadian ini membuat gegar seluruh masyarakat di Indonesia. Banyak korban berjatuhan. Ungkapan belasungkawa pun dilontarkan, termasuk dari sang Presiden dan Sri Mulyani (menteri keuangan).

Dalam tragedi pesawat jatuh ini, BMKG memastikan tak ada masalah cuaca sebelum hingga saat pesawat itu terbang. "Informasi kondisi cuaca saat pesawat itu take off pada ketinggian antara 10 ribu feet sampai 24 ribu feet itu arah angin dari barat laut dengan kecepatan 5 knot. Jadi ini relatif lemah, tidak ada masalah, dan dilaporkan tidak ada kondisi cuaca signifikan," ujar Kepala BMKG Dwikorita. 

Apa pun penyebabnya, karena kelalaian manusia atau cuaca, tragedi ini tak terlepas dari Qadha dan Qadarnya Allah. Kita wajib beriman akan hal itu. Tulisan ini akan membahas mengapa wajib beriman kepada Qadha dan Qadar, apa pengertian Qadha dan Qadar, dan bagaimana fungsi iman kepada Qadha dan Qadar.

Makna Qadha dan Qadar

Qadha dan Qadar adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

Qadha menurut bahasa berasal dari kata قضاء yang berarti hukum, ketetapan, pencipta, kehendak. Sedangkan menurut istilah adalah ketentuan atau ketetapan Allah Swt sejak zaman azali (zaman sebelum penciptaan alam semesta).

Qadar (القدر) menurut bahasa berarti ukuran. Sedangkan menurut istilah ialah perwujudan ketetapan (qadha) Allah terhadap makhluk-Nya. Artinya, segala yang telah ditetapkan dalam qadha Allah dapat terwujudkan atau tidak. Qadar disebut juga dengan takdir.

Qadar terbagi kepada 2:

1. Qadar Mubram: ketetapan Allah atas makhluk-Nya yang sudah tidak bisa diubah lagi. Contoh kematian.

2. Qadar Mu’allaq: ketetapan Allah atas makhluk-Nya yang mungkin diwujudkan atau mungkin juga tidak, bergantung pada faktor usaha dari makhluk itu sendiri. Misalnya, kepintaran, kekayaan.

Dalil Iman kepada Qadha dan Qadar

Sebagian orang masih ada yang tak percaya pada qadha dan qadar Allah. Kesuksesan, kegagalan, kecelakaan bahkan kematian dianggap sebagai usahanya, Tuhan tidak ikut campur. Hingga kadang orang frustasi bahkan tak bisa terima bila tragedi mengguncang hidupnya.

Padahal Allah Swt berfirman,

“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfudz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.” (Q.S Al-Hadid [57]: 22)

“… Dan Dia menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.” (Q.s Al-Furqan [25]: 2)

Qadha dan qadar sepenuhnya merupakan hak Allah Swt., tidak seorang pun yang dapat mengetahui atau menghindarinya.

Tapi, kadang ada orang yang kurang tepat memahami Iman kepada qadha dan qadar Allah. Mereka cenderung bersikap pesimis, pemalas, dan lekas putus asa. Mereka berpandangan segala sesuatu telah ditentukan oleh Allah SWT sehingga manusia tinggal menunggu nasib saja sesuai kehendak-Nya.

Pada surat Al-Baqarah ayat 286, Allah menegaskan apa pun yang menimpa manusia, berupa kebaikan atau kebuukan sepenuhnya merupakan akibat dari perbuatanya sendiri.

“… Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya…” (Q.s Al-Baqarah [2]: 286)

Dan juga,

“Sesungguhnya Allah tidak mendzalimi manusia sedikit pun, tetapi manusia itulah yang mendzalimi dirinya sendiri.” (Q.s Yunus [10]: 44)

Ini berarti, qadha dan qadar Allah sifatnya seimbang, Allah yang menentukan, manusia yang berusaha mewujudkan.

Fungsi Iman Kepada Qadha dan Qadar

Adapun fungsi beriman kepada qadha dan qadar ialah:

1. Membuat kita bersikap mawas diri

2. Membuat kita bersikap kerja keras dan bersemangat untuk maju dan sukses dalam meraih kehidupan yang sejahtera, baik di dunia maupun di akhirat.

3. Membuat kita tidak bersikap sombong dan takabur

4. Memunyai keberanian dalam setiap usaha dan kesiapan menanggung resiko apa pun yang akan diterimanya

5. Membangkitkan kesadaran manusia bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya pada saat yang telah ditentukan-Nya.

Fungsi yang ke-5lah yang penulis soroti. Berkaca pada peristiwa Lion Air yang banyak menelan korban, mungkin memang adanya kelalaian manusia dalam mengecek keadaan pesawat sebelum lepas landas, tapi tentu itu tak bisa disalahkan seluruhnya. Ada Allah juga yang terlibat, seperti penentuan waktu kecelakaan bahkan kematian penumpang, sebagai bukti kuasanya.

Demikian pemaparan mengenai qadha dan qadar. Mudah-mudahan kita bisa menanam Iman pada Qadha dan Qadar, senantiasa ikhiar dan ikhlas dalam menghadapi Qadha dan Qadar-Nya. Aamiin.
Wallahu a'lam.
Labels: Opini

Thanks for reading Bertani Syar'i. Please share...!

0 Comment for "Bertani Syar'i"

Back To Top