وَمَا خَلَقْتُ اْلجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. (Q.s Adz-Dzariyat [51]: 56)
Kuliah bermakna mencari ilmu dan mengajarkannya. Sebagaimana kita ketahui menuntut ilmu itu hukumnya wajib.
طَلَبُ اْلعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Mencari Ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.
(Sunan Ibnu Majah dalam kitab al-Muqaddimah bab fadhlul-‘ulama wal-hatsts ‘alat-tholabil-‘ilm. Syaikh al-Albani menilainya Shahih dalam Kitab Shahih wa Dhaif Jami’us-Shaghir no 7360)
Wajib dalam ilmu Ushul Fiqih berarti apa-apa yang dikerjakan mendapat pahala dan yang ditinggalkan mendapat siksa.
Seseorang yang bersungguh-sungguh kuliahnya, baik bersungguh-sungguh mencari ilmu, mengerjakan tugas, artinya mereka sedang bersungguh-sungguh menyibukkan diri beribadah kepada Allah dengan statusnya sebagai mahasiswa (orang yang mencari ilmu pada jenjang tertentu) yang insyaAllah diberi pahala.
Bagi mereka yang menyibukkan diri dengan sungguh-sungguh untuk ibadah dengan perantara belajar lalu menuai prestasi yang membanggakan, maka akan dapat beberapa keuntungan:
1. Dimudahkan jalan ke surga
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW telah bersabda, 'Barang siapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barang siapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim. Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Tidaklah sekelompok orang berkumpul di suatu masjid {rumah Allah} untuk membaca Al Qur'an, melainkan mereka akan diliputi ketenangan, rahmat, dan dikelilingi para malaikat, serta Allah akan menyebut-nyebut mereka dalam kelompok orang-orang yang ada di sisi-Nya. Barang siapa enggan untuk menolong, maka kerabatnya akan enggan untuk menolongnya." (H.R Muslim)
Selain itu, keutamaan bagi para pencari ilmu ialah senantiasa dibicarakan Allah dan para malaikat. Ketika para pencari ilmu duduk di majelis ilmu, maka para malaikat membentangkan sayapnya sebagai tanda penghormatan dan perlindungan bagi mereka.
Abu ad-Darda berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: ‘Barangsiapa meniti jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya ke surga. Sungguh, para malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridhaan pada pencari ilmu. Orang yang berilmu akan dimintakan maaf oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan yang ada di dasar laut. Kelebihan serang alim dibanding ahli ibadah seperti keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Para ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak’.” (H.R Abu Dawud)
2. Peningkatan derajat
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.s Al-Mujadilah [58]: 11)
3. Menjadi pembeda
(apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran. (Q.s Az-Zumar [39]: 9)
Kuliah karena paksaan
Seringkali seseorang merasa depresi dalam kuliah, karena mungkin anggapan salah jurusan atau dipaksa orangtua. Tak usah risau, karena bagaimana pun pasti ada hikmah yang terkandung. Kuliah salah jurusan, kita bisa peroleh ilmu baru yang kita tidak ketahui. Dipaksa orangtua, ini bisa dijadikan moment ibadah pada Allah juga.
Birrul-walidain atau berbakti pada orangtua merupakan ibadah. Hukumnya fardhu ain bagi setiap Muslim, meskipun seandainya orangtuanya non Muslim.
sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (Q.s An-Nisa [4]: 36)
Wujud sebuah ketaatan seorang anak pada orangtuanya adalah sebuah kewajiban. Kuliah dipaksa orangtua mungkin awalnya terpaksa, namun dalam keadaan bagaimana pun seorang anak harus tetap berbakti pada orangtuanya, selagi tidak munkar pada Allah. Karena baik buruk menurut kita belum tentu baik menurut Allah. Bisa jadi kebaikan menurut Allah lewat keputusan orangtua kita.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash r.anhuma, dari Nabi saw. beliau bersabda: “Ridho Allah ada pada ridho orangtua dan murka Allah ada pada murka orangtua”. (Dikeluarkan oleh Tirmidzi dan disahkan oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)
Demikianlah tulisan mengenai kuliah merupakan kegiatan ibadah pada Allah. Namun, bukan berarti yang tak kuliah mereka tak ibadah. Karena kuliah itu sebagai cara mendapat ilmu dalam pendidikan formal pada tingkat tertentu.
Wallahu a’lam.
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. (Q.s Adz-Dzariyat [51]: 56)
Ayat tersebut dapat dipahami, tujuan penciptaan manusia di muka bumi ini tidak lain hanya untuk beribadah pada Allah SWT. Ibadah berarti melakukan amalan yang disukai dan diridhai Allah SWT, berupa ucapan atau perilaku baik secara sembunyi maupun terang-terangan.
Pengertian di atas bermakna, ibadah bisa dilakukan oleh seseorang sesuai dengan kemampuannya, profesi dan kondisinya. Seperti pedagang atau pegawai, mereka melakukan pekerjaan secara jujur dan tanggung jawab berarti mereka telah beribadah.
Pengertian di atas bermakna, ibadah bisa dilakukan oleh seseorang sesuai dengan kemampuannya, profesi dan kondisinya. Seperti pedagang atau pegawai, mereka melakukan pekerjaan secara jujur dan tanggung jawab berarti mereka telah beribadah.
Lalu bagaimana dengan mahasiswa yang menuntut ilmu di kampus? Apakah mereka telah beribadah juga? Bagaimana bila ada mahasiswa berkuliah karena paksaan orangtua? Apakah itu dikatakan telah beribadah juga?
InsyaAllah tulisan ini akan mengupas mengenai hal tersebut.
Kuliah adalah Ibadah
حَيَاتُنَا كُلُّهَا عِبَادَةٌ
Hidupku seluruhnya untuk Ibadah.
Kuliah adalah Ibadah
حَيَاتُنَا كُلُّهَا عِبَادَةٌ
Hidupku seluruhnya untuk Ibadah.
Ungkapan tersebut menyiratkan pada makna yang terkandung pada Q.s Adz-Dzariyat: 56. Ukuran Ibadah begitu luas, sehingga apapun yang dilakukan oleh kita dalam hal positif, maka itu dikategorikan sebagai sebuah ibadah, termasuk kuliah.
Kuliah bermakna mencari ilmu dan mengajarkannya. Sebagaimana kita ketahui menuntut ilmu itu hukumnya wajib.
طَلَبُ اْلعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Mencari Ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.
(Sunan Ibnu Majah dalam kitab al-Muqaddimah bab fadhlul-‘ulama wal-hatsts ‘alat-tholabil-‘ilm. Syaikh al-Albani menilainya Shahih dalam Kitab Shahih wa Dhaif Jami’us-Shaghir no 7360)
Wajib dalam ilmu Ushul Fiqih berarti apa-apa yang dikerjakan mendapat pahala dan yang ditinggalkan mendapat siksa.
Seseorang yang bersungguh-sungguh kuliahnya, baik bersungguh-sungguh mencari ilmu, mengerjakan tugas, artinya mereka sedang bersungguh-sungguh menyibukkan diri beribadah kepada Allah dengan statusnya sebagai mahasiswa (orang yang mencari ilmu pada jenjang tertentu) yang insyaAllah diberi pahala.
Bagi mereka yang menyibukkan diri dengan sungguh-sungguh untuk ibadah dengan perantara belajar lalu menuai prestasi yang membanggakan, maka akan dapat beberapa keuntungan:
1. Dimudahkan jalan ke surga
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ.
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW telah bersabda, 'Barang siapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barang siapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim. Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Tidaklah sekelompok orang berkumpul di suatu masjid {rumah Allah} untuk membaca Al Qur'an, melainkan mereka akan diliputi ketenangan, rahmat, dan dikelilingi para malaikat, serta Allah akan menyebut-nyebut mereka dalam kelompok orang-orang yang ada di sisi-Nya. Barang siapa enggan untuk menolong, maka kerabatnya akan enggan untuk menolongnya." (H.R Muslim)
Selain itu, keutamaan bagi para pencari ilmu ialah senantiasa dibicarakan Allah dan para malaikat. Ketika para pencari ilmu duduk di majelis ilmu, maka para malaikat membentangkan sayapnya sebagai tanda penghormatan dan perlindungan bagi mereka.
Abu ad-Darda berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: ‘Barangsiapa meniti jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya ke surga. Sungguh, para malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridhaan pada pencari ilmu. Orang yang berilmu akan dimintakan maaf oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan yang ada di dasar laut. Kelebihan serang alim dibanding ahli ibadah seperti keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Para ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak’.” (H.R Abu Dawud)
2. Peningkatan derajat
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.s Al-Mujadilah [58]: 11)
3. Menjadi pembeda
(apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran. (Q.s Az-Zumar [39]: 9)
Kuliah karena paksaan
Seringkali seseorang merasa depresi dalam kuliah, karena mungkin anggapan salah jurusan atau dipaksa orangtua. Tak usah risau, karena bagaimana pun pasti ada hikmah yang terkandung. Kuliah salah jurusan, kita bisa peroleh ilmu baru yang kita tidak ketahui. Dipaksa orangtua, ini bisa dijadikan moment ibadah pada Allah juga.
Birrul-walidain atau berbakti pada orangtua merupakan ibadah. Hukumnya fardhu ain bagi setiap Muslim, meskipun seandainya orangtuanya non Muslim.
sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (Q.s An-Nisa [4]: 36)
Wujud sebuah ketaatan seorang anak pada orangtuanya adalah sebuah kewajiban. Kuliah dipaksa orangtua mungkin awalnya terpaksa, namun dalam keadaan bagaimana pun seorang anak harus tetap berbakti pada orangtuanya, selagi tidak munkar pada Allah. Karena baik buruk menurut kita belum tentu baik menurut Allah. Bisa jadi kebaikan menurut Allah lewat keputusan orangtua kita.
عَنْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ عَمْرُو بْنُ اْلعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "رِضَا اللهِ فِى رِضَا اْلوَالِدَيْنِ وَسَخَطُ اللهِ فِى سَخَطِ اْلوَالِدَيْنِ" أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّان وَاْلحَاكِم
Dari Abdullah bin Amr bin Ash r.anhuma, dari Nabi saw. beliau bersabda: “Ridho Allah ada pada ridho orangtua dan murka Allah ada pada murka orangtua”. (Dikeluarkan oleh Tirmidzi dan disahkan oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)
Demikianlah tulisan mengenai kuliah merupakan kegiatan ibadah pada Allah. Namun, bukan berarti yang tak kuliah mereka tak ibadah. Karena kuliah itu sebagai cara mendapat ilmu dalam pendidikan formal pada tingkat tertentu.
Wallahu a’lam.
Labels:
Opini
Thanks for reading Kuliah Bagian Ibadah. Please share...!
0 Comment for "Kuliah Bagian Ibadah"